RINGKASNEWS.ID - Rencana kerja sama antara BT Batik Trusmi dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk memberi tambahan nama pada Stasiun Cirebon mendadak batal hanya dua hari sebelum peluncuran.
Pemilik BT Batik Trusmi, Sally Geovanny, mengaku kecewa dengan keputusan tersebut. Padahal, menurut dia, semua persiapan sudah selesai, mulai dari panggung hingga undangan untuk tamu kementerian.
“Peluncuran dijadwalkan 1 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Batik Nasional. Dua hari sebelumnya kami justru diberitahu kerja sama dibatalkan sepihak,” kata Sally di Cirebon, Rabu (29/10/2025).
Ia menyebut pembatalan dilakukan dengan alasan peninjauan ulang. Namun di balik itu, ada dugaan tekanan dari sejumlah kelompok yang menolak kerja sama tersebut.
“Ada pihak luar yang menolak tanpa alasan jelas, bahkan menyebarkan isu seolah kami mengambil alih saham KAI. Padahal ini hanya kerja sama naming rights, sesuatu yang wajar dalam dunia bisnis,” ujarnya.
Rugi dan Tercoreng
Pembatalan itu disebut membuat BT Batik Trusmi menanggung kerugian hingga hampir Rp1 miliar.
“Vendor sudah dibayar, panggung sudah berdiri, dan semua undangan sudah disebar. Semua biaya akhirnya hangus,” ucap Sally.
Ia menambahkan, yang paling disayangkan bukan sekadar kerugian finansial, tetapi juga dampak reputasi.
“Kami ingin berkontribusi untuk Cirebon, bukan mencari keuntungan pribadi. Tapi keputusan seperti ini justru mematikan semangat pelaku lokal,” katanya.
Inisiatif untuk Angkat Cirebon
BT Batik Trusmi dikenal sebagai salah satu ikon batik nasional. Berdiri sejak 2006, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 1.300 karyawan dan menggandeng sekitar 600 pengrajin rumahan.
Sally mengatakan, kerja sama dengan KAI semula dimaksudkan untuk mempromosikan batik dan memperkuat identitas kota Cirebon.
“Kalau nama Batik Trusmi ada di stasiun, dampaknya luas — mulai dari pengrajin, hotel, hingga UMKM kuliner. Kami ingin ekonomi lokal ikut bergerak,” ujar dia.
Harapan ke Depan
Sally berharap, kerja sama antara dunia usaha dan BUMN tidak lagi terhambat oleh tekanan pihak luar.
“Kalau setiap inisiatif positif selalu diganggu, kapan daerah bisa maju? Kami hanya ingin Cirebon dikenal lebih luas,” katanya.
Meski kerja sama dengan KAI urung terlaksana, Sally memastikan BT Batik Trusmi tetap akan melanjutkan langkah untuk mempromosikan batik dan pariwisata Cirebon.
“Cirebon punya potensi besar. Kami tidak akan berhenti berbuat untuk daerah ini,” ujarnya menutup pembicaraan.
