RINGKASNEWS.ID - Target Kota Cirebon untuk meraih kembali piala Adipura dinilai masih menghadapi sejumlah tantangan. Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Hanif Faisol Nurofiq saat melakukan kunjungan kerja dan peninjauan pengelolaan kebersihan di Kota Cirebon, Jumat (26/12/2025).
Dalam peninjauannya, Hanif mengunjungi beberapa titik, termasuk Stasiun Cirebon. Ia mengapresiasi kondisi kebersihan di kawasan stasiun yang dinilai tertata dan terkelola dengan baik. Namun, menurutnya, capaian tersebut belum sepenuhnya mencerminkan kondisi pengelolaan sampah di tingkat kota secara keseluruhan.
Hanif menilai pengelolaan sampah di Kota Cirebon masih memerlukan peningkatan kapasitas agar kebersihan dapat merata di seluruh wilayah. Ia menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak, baik pemerintah daerah maupun masyarakat, dalam penanganan sampah perkotaan.
“Tentu diperlukan upaya yang lebih tinggi lagi untuk melakukan penanganan sampah di Kota Cirebon. Untuk itu, semuanya perlu bergerak bersama-sama meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah,” ujar Hanif.
Wali Kota Cirebon Effendi Edo mengatakan, hasil penilaian sementara menunjukkan nilai kebersihan Kota Cirebon masih berada di angka 54 persen. Sementara itu, syarat minimal untuk meraih Adipura adalah 60 persen.
“Nilai kita saat ini masih 54 persen. Minimal harus 60 persen agar bisa masuk penilaian Adipura. Artinya, masih ada beberapa hal yang harus dibenahi,” kata Edo.
Ia menjelaskan, kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kota Cirebon saat ini sudah menunjukkan perbaikan. Namun, persoalan masih ditemukan pada sistem pengangkutan dan pengelolaan sampah di hulu, terutama untuk mencegah penumpukan sampah di jalan dan lingkungan permukiman.
Pemerintah Kota Cirebon juga akan mengoptimalkan peran Tempat Pengolahan Sampah dengan konsep reduce, reuse, recycle (TPS 3R), serta meningkatkan pelibatan masyarakat di tingkat RW. Upaya tersebut akan dibarengi dengan koordinasi lintas sektor, termasuk dengan TNI dan Polri.
Menurut Edo, pembenahan pengelolaan sampah tidak semata-mata untuk mengejar penilaian Adipura, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan.
“Targetnya bukan hanya soal piala, tetapi bagaimana kebersihan kota bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” tuturnya.
