Putusan MK: Anggota Polri Tak Bisa Rangkap Jabatan Sipil

Jumat, 14 Nov 2025 06:08
    Bagikan  
Putusan MK: Anggota Polri Tak Bisa Rangkap Jabatan Sipil
Ist

Gedung Mahkamah Konstitusi di Jakarta, tempat MK memutuskan bahwa polisi aktif wajib mundur dari dinas jika ingin menduduki jabatan sipil.

RINGKASNEWS.ID - Mahkamah Konstitusi (MK) menegaskan bahwa anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) tidak lagi dapat merangkap jabatan sipil tanpa melepaskan status keanggotaannya. Putusan ini memperjelas aturan tentang syarat bagi polisi aktif yang ingin menduduki jabatan di luar institusi kepolisian.

Melalui Putusan Nomor 114/PUU-XXIII/2025 yang dibacakan pada Kamis (13/11), MK menyatakan frasa “atau tidak berdasarkan penugasan dari Kapolri” dalam Penjelasan Pasal 28 ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Polri bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak lagi memiliki kekuatan hukum mengikat.

“Frasa tersebut dinyatakan tidak sesuai dengan konstitusi dan tidak mempunyai kekuatan hukum,” kata Ketua MK Suhartoyo saat membacakan amar putusan di Gedung MK, Jakarta, Kamis (13/11/2025)

Putusan ini mengabulkan seluruh permohonan advokat Syamsul Jahidin dan mahasiswa Christian Adrianus Sihite yang menilai penjelasan pasal itu membuka celah hukum bagi polisi aktif untuk mengisi jabatan sipil tanpa mundur atau pensiun.

Menurut para pemohon, cukup dengan menyatakan bahwa jabatan tersebut merupakan “penugasan Kapolri”, seorang polisi dapat tetap aktif sambil menduduki posisi di luar Polri. Mereka menilai praktik ini menimbulkan anomali dan mereduksi makna pasal utama yang sebenarnya sudah jelas.

Hakim Konstitusi Ridwan Mansyur menjelaskan, Pasal 28 ayat (3) UU Polri telah menyebut secara tegas bahwa polisi hanya dapat menduduki jabatan di luar kepolisian setelah mengundurkan diri atau pensiun. Ia menilai penjelasan pasal tidak boleh memunculkan norma baru yang mengaburkan aturan pokok.

“Rumusan pasal sudah expressis verbis, tidak memerlukan pemaknaan lain. Mengundurkan diri atau pensiun adalah syarat mutlak,” ujar Ridwan.

MK menilai frasa tambahan tersebut justru membuat norma menjadi rancu dan menimbulkan ketidakpastian hukum, baik bagi anggota Polri maupun aparatur sipil negara yang menempati jabatan sipil.

Dengan dihapusnya frasa itu, MK menegaskan kembali batasan bahwa anggota Polri tidak bisa lagi merangkap jabatan sipil tanpa melepaskan statusnya sebagai polisi aktif. Putusan ini sekaligus memperkuat prinsip netralitas dan profesionalisme dalam pengisian jabatan publik.

Baca Berita dan Artikel Menarik Lainnya di Google News

Caruban Promosindo

Berita Terbaru

Putusan MK: Anggota Polri Tak Bisa Rangkap Jabatan Sipil
DJKA dan KAI Pastikan Kesiapan Sarana dan Prasarana Kereta Jelang Nataru 2025
Hingga November, Pemkab Cirebon Serap 80 Persen Anggaran Tahun 2025
Permohonan Uji Materi Soal Masa Jabatan Kapolri Ditolak MK
KAI Daop 3 Cirebon Buka Penjualan Tiket untuk Libur Akhir Tahun
Kolaborasi DPR dan BGN di Bekasi Bahas Pemenuhan Gizi Anak Sekolah
Kasus Gus Elham, Guru Besar PTIQ Ingatkan Pendakwah Jaga Etika Publik
Anak Sekolah di Bekasi Didorong Pahami Pentingnya Gizi Seimbang Lewat Program MBG
Trotoar Depan Stasiun Cirebon Ditata untuk Tingkatkan Kenyamanan Pejalan Kaki
DPR Apresiasi Pengelolaan Batu Bara dan Lingkungan di Cirebon Power
Program Makan Bergizi Ikut Gerakkan Ekonomi Warga di Purwakarta
Cirebon Fun Run 2025 Ajak Warga Berolahraga Sambil Jelajahi Kota
Penguatan Gizi Anak Jadi Fokus Cegah Stunting di Malang
Pemerintah Pastikan Menu Makan Bergizi Tepat Standar dan Aman Dikonsumsi
Polisi Tangkap Penjual Obat Keras Tanpa Izin di Kedawung
Kolaborasi Berbagai Pihak Dorong Pemahaman Publik Soal Program MBG
Mahasiswa Diduga Jadi Korban Pelecehan saat Praktik di RSUD Waled, IKA UGJ Siapkan Pendampingan
DPR dan Mitra Kerja BGN Bahas Upaya Peningkatan Gizi di Bekasi
Dukungan Penyediaan Makanan Sehat di Sekolah Dibahas di Bekasi
FISIP UGJ Dampingi Enam Desa di Kuningan Kembangkan Website Layanan Publik
Live Streaming Ringkas Radio Net
ringkas radio net
Online Radio