RINGKASNEWS.ID - Sejumlah warga yang menamakan diri Aliansi Rakyat Pendidikan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon, Rabu (30/7/2025). Mereka menyoroti dugaan praktik pungutan liar (pungli) di lingkungan sekolah serta mendesak pembubaran komite sekolah yang dinilai turut berperan dalam praktik tersebut.
Aksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Massa berorasi secara bergantian sambil membentangkan poster tuntutan. Beberapa peserta membakar ban bekas di depan gerbang kantor sebagai simbol kekecewaan terhadap sistem pendidikan yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat.
Aparat kepolisian dari Polres Cirebon Kota terlihat bersiaga untuk mengamankan jalannya aksi. Meski sempat memanas, aksi berlangsung tanpa bentrokan.
Koordinator aksi, Tryas, mengatakan pihaknya menemukan sejumlah dugaan pungli di berbagai sekolah negeri di Kota Cirebon. Salah satu yang disorot adalah penjualan seragam dengan harga yang dinilai tidak masuk akal.
“Seragam dijual mulai dari Rp1 juta hingga Rp3 juta. Ini memberatkan, terutama bagi orang tua siswa dari kalangan ekonomi menengah ke bawah,” ujar Tryas kepada wartawan.
Selain itu, Tryas menyinggung soal sistem zonasi dalam penerimaan siswa baru yang dinilai tidak transparan. Ia mengaku menerima banyak laporan dari orang tua siswa yang merasa anak mereka tersisih meski rumahnya dekat dengan sekolah tujuan.
“Ada indikasi manipulasi data dalam proses seleksi. Ini harus diusut,” tegasnya.
Aliansi juga menyoroti keberadaan komite sekolah yang dinilai lebih sering berperan sebagai sarana pembenar pungutan, alih-alih menjadi jembatan antara orang tua dan pihak sekolah.
“Komite sekolah kerap digunakan untuk melegalkan pungutan. Kami menilai fungsinya sudah tidak relevan dan mendesak agar dibubarkan,” tambahnya.
Hingga aksi berakhir, para demonstran tidak berhasil menemui Kepala Disdik Kota Cirebon, Kadini, maupun perwakilan dari dinas. Ketidakhadiran pejabat tersebut memicu kekecewaan.
“Kami akan kembali turun dengan jumlah massa yang lebih besar jika tuntutan ini tidak ditanggapi,” ujar Tryas.
Upaya konfirmasi kepada pihak Disdik belum membuahkan hasil. Seorang petugas menyebut Kadisdik sedang tidak berada di tempat saat aksi berlangsung.