RINGKASNEWS.ID - Sebagai bagian dari Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengadakan Journalist Class di Kuningan, Kamis (12/9/2024).
Acara ini tidak hanya menjadi ajang pelatihan, tetapi juga menegaskan peran strategis media dalam menyebarluaskan informasi terkait literasi keuangan di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan).
Journalist Class ini diikuti oleh 37 jurnalis dari berbagai media lokal dan nasional. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting OJK, termasuk Analis Eksekutif Senior Direktorat Pengembangan Hukum OJK Abdul Hanan, serta Analis Eksekutif Grup Komunikasi OJK Oman Sukmana.
Selain itu, hadir pula perwakilan dari Bursa Efek Indonesia Jawa Barat, Achmad Dirgantara, dan Deputi Direktur Perizinan Lembaga Jasa Keuangan Kantor OJK Provinsi Jawa Barat, Widhi Setyanto.
Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya peran media dalam memperkuat literasi keuangan di masyarakat.
Menurutnya, media berperan tidak hanya sebagai penyebar informasi, tetapi juga pembentuk opini publik.
"Jika opini yang dibangun positif, ini akan menciptakan iklim investasi yang baik, tidak hanya untuk daerah, tetapi juga nasional," ungkap Agus.
Dalam acara ini, para jurnalis diberikan pemahaman mendalam mengenai perubahan kelembagaan dan kewenangan OJK sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Analis Eksekutif Senior Direktorat Pengembangan Hukum OJK Abdul Hanan menjelaskan, OJK kini memiliki kewenangan baru, termasuk pengawasan bursa karbon, aset kripto, hingga penindakan melalui restorative justice untuk mengembalikan kerugian konsumen.
"Di era digital, keterbukaan informasi menjadi keharusan," kata Abdul Hanan.
Analis Eksekutif Grup Komunikasi OJK, Oman Sukmana menekankan bahwa OJK berkomitmen untuk menjadi lembaga publik yang informatif dan ramah media.
"Kami menyediakan berbagai kanal informasi, baik secara langsung melalui edukasi maupun digital melalui website dan media sosial," jelas Oman.
Sementara itu, Achmad Dirgantara dari BEI Jawa Barat mengajak masyarakat untuk lebih memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif investasi yang aman.
"Dengan adanya perlindungan dari Indonesia SIPF, masyarakat bisa merasa lebih nyaman dalam berinvestasi," kata Achmad.
Melalui kegiatan ini, OJK berharap dapat semakin memperkuat sinergi antara media dan lembaga keuangan, sehingga tercipta ekosistem informasi yang sehat dan konstruktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah Ciayumajakuning.