RINGKASNEWS.ID - PT PLN (Persero) berhasil mencatatkan prestasi global dengan masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2025. Perusahaan listrik milik negara ini menempati peringkat ke-469, menjadi satu-satunya perusahaan utilitas asal Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut.
Keberhasilan ini didorong oleh pendapatan PLN sepanjang 2024 yang mencapai Rp545,4 triliun, tumbuh 11,9 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Masuknya PLN ke dalam daftar Fortune Global 500 adalah bukti bahwa strategi transformasi yang kami jalankan membuahkan hasil. Ini menunjukkan skala usaha, daya saing, dan ketahanan bisnis PLN dalam menghadapi tantangan global,” ujar Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, Kamis (31/7).
Darmawan menjelaskan, kenaikan pendapatan ditopang oleh meningkatnya volume penjualan listrik yang mencapai 306,22 terawatt hour (TWh) sepanjang 2024, naik 6,17 persen dari tahun sebelumnya. Dari jumlah itu, nilai penjualan listrik tercatat sebesar Rp353,17 triliun.
"Sektor rumah tangga menjadi penyumbang terbesar konsumsi listrik, yakni sebesar 43 persen, disusul sektor industri (30 persen), sektor bisnis (19 persen), dan sektor lainnya (8 persen). Konsumsi listrik rumah tangga tumbuh 6,62 persen menjadi 130,43 TWh, sementara sektor industri meningkat 4,17 persen menjadi 92,28 TWh," ucapnya.
Darmawan menegaskan, capaian ini tak lepas dari dukungan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi dan kebijakan energi yang kondusif, serta kepercayaan masyarakat terhadap PLN.
“Pemerintah dan masyarakat adalah mitra penting dalam perjalanan transformasi ini. Dukungan mereka memungkinkan kami terus meningkatkan pelayanan dan efisiensi,” ujarnya.
Menurut Darmawan, efisiensi biaya dan optimalisasi portofolio bisnis juga menjadi kunci perbaikan kinerja keuangan perusahaan.
“Kami menerapkan efisiensi menyeluruh tanpa mengurangi kualitas layanan. Lewat digitalisasi sistem, penguatan struktur keuangan, dan inovasi layanan pelanggan, kami mampu menekan beban operasional sambil meningkatkan produktivitas,” pungkasnya.
Kesehatan keuangan PLN juga tercermin dari perbaikan rasio keuangan, seperti Debt to Equity Ratio (DER) yang membaik menjadi 38,02 persen dan Consolidated Interest Coverage Ratio (CICR) yang meningkat menjadi 3,71 kali pada 2024.
Salah satu inisiatif strategis PLN adalah penerapan Cash War Room (CWR), yang mengintegrasikan pengelolaan anggaran, likuiditas, manajemen utang, dan valuasi aset. Selain itu, PLN menjalankan berbagai strategi efisiensi seperti spend control tower, centralized payment, dan centralized planning untuk meningkatkan visibilitas dan efektivitas keuangan.
Dengan sistem pembayaran terpusat, proses pembayaran dapat dilakukan lebih cepat, bahkan sebelum jatuh tempo, yang turut memperkuat posisi keuangan PLN.
Total aset PLN juga terus tumbuh. Hingga akhir 2024, aset perusahaan tercatat sebesar Rp1.772,4 triliun, naik 6,09 persen dari tahun sebelumnya, mencerminkan fundamental yang semakin kuat dan meningkatnya kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan.
PLN juga terus mendorong transformasi digital dan pengembangan teknologi untuk memperkuat sistem kelistrikan nasional serta membangun ekosistem energi yang lebih berkelanjutan.
“Kami tidak akan berhenti bertransformasi. Kami akan terus berinovasi, memperluas kerja sama internasional, dan menjadi motor penggerak transisi energi di Indonesia,” kata Darmawan.
General Manager PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (UIT JBT), Abdul Salam Nganro, menilai capaian ini sebagai bukti nyata bahwa transformasi tidak hanya terjadi di tingkat pusat, tetapi juga menjangkau seluruh lini operasional.
“Masuknya PLN ke daftar Fortune Global 500 bukan hanya pencapaian manajemen, tetapi juga hasil kerja keras seluruh insan PLN. Budaya efisiensi dan digitalisasi kini sudah menjadi bagian dari keseharian kami,” pungkasnya. (ADV)