APBN Jawa Barat Semester I 2025 Surplus Rp12,11 Triliun

Rabu, 30 Jul 2025 08:02
Ilustrasi kinerja APBN Jawa Barat yang menunjukkan tren surplus dan pertumbuhan positif pada semester I 2025. Dok. DJP Jabar II

RINGKASNEWS.ID - Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Jawa Barat sepanjang semester I 2025 mencatatkan hasil positif. Hingga akhir Juni, realisasi APBN regional mencatatkan surplus sebesar Rp12,11 triliun. Total pendapatan negara mencapai Rp67,74 triliun, sedangkan belanja negara terserap Rp55,63 triliun.

Capaian tersebut menunjukkan ketahanan fiskal yang kuat di tengah tantangan ekonomi global yang belum sepenuhnya pulih. Pemerintah menyebut APBN tetap responsif terhadap kebutuhan masyarakat, sembari menjaga efisiensi dan kredibilitas pengelolaan anggaran.

“APBN di Jawa Barat tetap stabil dan kredibel meski menghadapi dinamika global. Kami terus berupaya mengoptimalkan penerimaan negara dan memastikan belanja yang dikelola memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” ujar Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jawa Barat II, Henny Suatri Suardi, Selasa (29/7/2025).

Pajak Impor Tumbuh Signifikan

Dari sisi pendapatan, penerimaan pajak menjadi penyumbang utama. Kanwil DJP Jawa Barat II mencatat pendapatan neto sebesar Rp24,86 triliun, atau 50,9 persen dari target sepanjang tahun ini. Beberapa jenis pajak mencatatkan pertumbuhan tajam, seperti PPN Impor yang naik 63,72 persen dan PPh 22 Impor yang meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, tidak semua pos menunjukkan pertumbuhan. Penerimaan dari PPN dalam negeri dan PBB mengalami perlambatan, seiring tekanan pada konsumsi domestik dan sektor properti.

Belanja Barang dan Modal Melambat

Sementara itu, dari sisi belanja, serapan anggaran kementerian dan lembaga di Jawa Barat cenderung melambat, terutama pada pos belanja barang dan modal. Pemerintah menyebut efisiensi anggaran sebagai faktor utama di balik perlambatan ini. Meski begitu, belanja untuk pegawai dan bantuan sosial masih tumbuh masing-masing 2,55 persen dan 3,71 persen.

Penyaluran program pembiayaan mikro juga menjadi salah satu fokus pemerintah daerah. Kredit Usaha Rakyat (KUR) telah tersalurkan sebesar Rp13,82 triliun kepada lebih dari 258 ribu debitur. Sementara itu, kredit Ultra Mikro (UMi) mencapai Rp767,34 miliar, menjangkau lebih dari 162 ribu pelaku usaha kecil.

Stabilitas Harga dan Daya Beli Petani Terjaga

APBN juga berperan dalam menjaga stabilitas harga. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan di Jawa Barat pada Juni 2025 sebesar 1,78 persen. Selain itu, sektor perdagangan menunjukkan tren positif dengan surplus perdagangan mencapai USD 10,39 miliar hingga Mei lalu. Ekspor nonmigas ke negara mitra utama seperti Amerika Serikat menjadi penyumbang utama.

Kondisi petani pun turut membaik. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juni naik 1,85 persen dibanding bulan sebelumnya, menandakan peningkatan daya beli di sektor pertanian.

Dorong Transformasi Ekonomi Daerah

Menurut Henny, pemerintah terus menjaga sinergi antara penerimaan dan belanja untuk mendukung transformasi ekonomi di daerah.

“Fiskal masih menjadi jangkar utama stabilitas, sekaligus motor penggerak pemulihan. Keseimbangan antara pendapatan, belanja, dan program strategis akan terus kami jaga agar tetap berkelanjutan,” tandasnya.

Berita Terkini