RINGKASNEWS.ID - Upaya pemerintah mendorong generasi sehat dan bebas stunting terus digencarkan. Melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), DPR RI bersama Badan Gizi Nasional (BGN) kembali melakukan sosialisasi di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (13/10).
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Merdeka ini dihadiri Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani, Anggota Komisi XII DPR RI Dapil Jawa Timur VIII Meitri Citra Wardani, serta Deputi Bidang Promosi dan Kerja Sama BGN Mochamad Halim.
Sosialisasi ini bertujuan memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya asupan gizi seimbang untuk anak-anak.
Dalam sambutannya, Netty Prasetiyani menekankan pentingnya pencegahan stunting sejak dini, terutama pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurutnya, fase ini menentukan kualitas tumbuh kembang anak di masa depan.
“Jika kebutuhan gizi di masa itu tidak terpenuhi, dampaknya bisa permanen. Karena itu, pencegahan harus dilakukan bersama-sama dan berkesinambungan,” ujar Netty.
Ia menilai Program MBG menjadi langkah nyata untuk memperkuat ketahanan gizi nasional sekaligus memberdayakan pelaku ekonomi lokal.
“Kunci pencegahan stunting adalah kolaborasi. Semua pihak, mulai dari pemerintah, tenaga kesehatan, hingga masyarakat, perlu bergerak bersama,” tambahnya.
Sementara itu, Meitri Citra Wardani menegaskan bahwa MBG bukan sekadar program pemberian makanan, melainkan strategi nasional memperbaiki kualitas gizi dan kesejahteraan masyarakat.
“Program ini juga berdampak positif bagi perekonomian daerah karena melibatkan UMKM, petani, dan koperasi lokal,” katanya.
Deputi BGN Mochamad Halim menambahkan, pelaksanaan MBG dilakukan dengan memperhatikan standar gizi dan keamanan pangan yang ketat.
Ia menilai program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru di sektor pangan.
“MBG bukan hanya memberi makan, tetapi memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan siap bersaing di masa depan,” ujarnya.
Pemerintah berharap partisipasi aktif masyarakat—terutama dari sekolah, tenaga kesehatan, dan tokoh lokal—dapat memperkuat pengawasan pangan dan memastikan keberlanjutan program.
Melalui sinergi lintas sektor ini, diharapkan lahir generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan produktif menuju visi Indonesia Emas 2045. (Adv)