OJK Cirebon Catat Pertumbuhan Positif Jasa Keuangan di Wilayah Ciayumajakuning

Jumat, 19 Sep 2025 16:17
Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib (tengah) saat memaparkan kinerja sektor jasa keuangan Ciayumajakuning dalam kegiatan Bancakan OJK Cirebon, Jumat (19/9/2025). Dok.OJK Cirebon

RINGKASNEWS.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Cirebon mencatat stabilitas sektor jasa keuangan di wilayah Ciayumajakuning—meliputi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan—pada triwulan II 2025 hingga pertengahan triwulan III 2025 masih terjaga dengan baik.

Kepala OJK Cirebon, Agus Muntholib mengatakan fungsi intermediasi berjalan cukup baik meski ada beberapa sektor yang mengalami kontraksi.

“Secara umum, stabilitas sektor jasa keuangan di Ciayumajakuning tetap terjaga. Hal ini terlihat dari indikator perbankan, industri keuangan non-bank, maupun pasar modal yang menunjukkan tren positif,” ujarnya, Jumat (19/9/2025).

Perbankan BPR

Kinerja 18 Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di Ciayumajakuning per Juli 2025 menunjukkan pertumbuhan positif. Penyaluran kredit secara tahunan (yoy) memang terkontraksi 2,21 persen menjadi Rp2,05 triliun, namun secara tahun berjalan (ytd) tumbuh 2,49 persen.

Rasio kredit bermasalah (NPL) juga membaik dengan penurunan baik secara yoy maupun ytd. “Perbaikan kualitas kredit ini menjadi sinyal positif bagi kinerja BPR di Ciayumajakuning,” kata Agus.

Aset BPR secara yoy naik tipis 0,03 persen menjadi Rp2,72 triliun, sementara penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sedikit terkontraksi 0,96 persen yoy menjadi Rp2,18 triliun. Dari sisi rentabilitas, rasio ROA meningkat 3,12 persen dengan efisiensi biaya operasional tercermin dari penurunan BOPO menjadi 79,98 persen.

Perbankan Bank Umum

Kinerja 29 kantor cabang bank umum di wilayah OJK Cirebon per Juni 2025 juga meningkat. Kredit yang disalurkan tumbuh 5,57 persen yoy menjadi Rp52,95 triliun, dengan rasio NPL masih terjaga di level 3,45 persen.

Untuk bank umum syariah, pembiayaan tumbuh signifikan 14,79 persen yoy menjadi Rp4,58 triliun. Aset dan DPK pun masing-masing naik lebih dari 11 persen. “Pertumbuhan ini menunjukkan minat masyarakat terhadap layanan perbankan syariah terus meningkat,” ucapnya.

Industri Keuangan Non-Bank dan Pasar Modal

Di sektor industri keuangan non-bank (IKNB), kinerja lembaga keuangan mikro (LKM) mengalami kontraksi pada aset dan penyaluran pinjaman, sementara lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) mencatat pertumbuhan positif. Perusahaan pegadaian swasta tetap terjaga meski penyaluran pinjaman turun.

Pasar modal wilayah Ciayumajakuning juga menunjukkan tren positif. Jumlah investor naik 12,83 persen yoy menjadi 341 ribu, sementara nilai transaksi saham mencapai Rp2,39 triliun atau tumbuh lebih dari 131 persen. 

“Meningkatnya partisipasi masyarakat di pasar modal sejalan dengan upaya OJK dalam memperkuat literasi keuangan,” tutur Agus.

Layanan Konsumen dan Edukasi

OJK Cirebon juga menerima 1.235 konsultasi dan pengaduan konsumen hingga Agustus 2025, mayoritas terkait fintech lending dan layanan perbankan. Permintaan layanan SLIK debitur tercatat 7.299 sepanjang periode yang sama.

Di sisi lain, kegiatan edukasi dan literasi keuangan sudah melampaui target tahunan dengan 183 kegiatan melibatkan lebih dari 33 ribu peserta dari berbagai kalangan. OJK juga menunjuk Duta Literasi Keuangan dari ajang Jaka Rara Kota Cirebon untuk memperluas sosialisasi.

Melalui sinergi dengan pemerintah daerah, OJK mendorong program inklusi keuangan seperti Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) dan pengembangan Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Majalengka.

“OJK Cirebon berkomitmen menjaga stabilitas sistem keuangan yang tumbuh berkelanjutan dengan tetap mengedepankan tata kelola yang bersih dan transparan. Dukungan dari seluruh pihak sangat penting agar sektor jasa keuangan dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat,” pungkasnya.

Berita Terkini