RINGKASNEWS.ID - Program Makan Bergizi (MBG) mulai menunjukkan dampak bagi warga Karawang. Selain membantu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, program ini juga menggerakkan aktivitas ekonomi lokal melalui pelibatan warga dalam penyediaan bahan pangan hingga distribusi makanan.
Kegiatan sosialisasi yang digelar di GOR Sukamerta, Rawamerta, Jumat (14/11), dihadiri ratusan warga bersama anggota DPR RI dan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN). Antusiasme masyarakat menggambarkan besarnya harapan terhadap keberlanjutan program tersebut.
Anggota Komisi IX DPR RI, Putih Sari, menyampaikan bahwa MBG dirancang untuk menghadirkan manfaat yang lebih luas dari sekadar pemberian makanan bergizi. Menurutnya, rantai pasok berbasis desa dapat membuka peluang ekonomi baru.
“Program ini bukan hanya tentang makanan bergizi, tetapi juga perputaran bahan pangan lokal dan peluang kerja di desa. Jika dikelola dengan baik, manfaatnya bisa dirasakan seluruh masyarakat,” kata Putih Sari.
Ia mengingatkan pentingnya menjaga kualitas pelaksanaan, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pengolahan, hingga ketepatan waktu penyaluran. Partisipasi warga dinilai menjadi faktor kunci agar program berjalan efektif.
Dari sisi teknis, Teguh Suparngadi dari Badan Gizi Nasional menekankan perlunya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya gizi yang seimbang.
Ia menyebut bahwa perubahan perilaku makan akan menentukan keberhasilan MBG dalam jangka panjang.
“Setiap porsi makanan bergizi adalah investasi bagi generasi mendatang. Dampaknya tidak hanya pada anak-anak, tapi juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan,” ujarnya.
Kepala Desa Sukamerta, Ahmad Holidin, menilai program ini membuka peluang pemberdayaan desa. Keterlibatan warga dalam rantai penyediaan hingga distribusi makanan bergizi disebut mampu menggerakkan ekonomi keluarga.
“MBG memberi kesempatan bagi desa untuk berkembang. Selain meningkatkan kesehatan anak, program ini ikut menghidupkan ekonomi warga,” kata Ahmad.
Pemerintah berharap pelaksanaan MBG dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi sebagai fondasi pembangunan.
Dengan proyeksi Indonesia memiliki populasi muda besar pada 2045, program ini disebut relevan untuk mempersiapkan generasi yang sehat dan produktif.
