RINGKASNEWS.ID - Lonjakan kunjungan wisata ke Situ Cipanten menjadi salah satu bukti keberhasilan penerapan Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di Desa Gunung Kuning, Kabupaten Majalengka.
Program yang digagas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dinilai mampu memperkuat sektor wisata sekaligus mendorong ekonomi warga.
Kepala OJK Cirebon Agus Muntholib mengatakan Desa Gunung Kuning dipilih sebagai Desa EKI karena memiliki potensi wisata yang sudah berkembang dan dapat didorong lebih jauh melalui penguatan inklusi keuangan.
“Situ Cipanten adalah contoh bagaimana wisata desa bisa tumbuh ketika ekosistem keuangannya diperkuat. Program Desa EKI memastikan manfaat ekonomi lebih merata,” ujar Agus, Sabtu (22/11).
Ia menjelaskan program EKI dijalankan melalui kerja sama OJK, Bank Indonesia, Pemerintah Kabupaten Majalengka, Pemerintah Desa Gunung Kuning, BUMDes Karya Mekar, serta industri jasa keuangan. Program berlangsung hingga 2026 dan mencakup tahap pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca-inkubasi.
Kunjungan Mendekati 140 Ribu, Wisata Semakin Menguat
Direktur BUMDes Karya Mekar, Yosep Hendrawan, menyatakan Situ Cipanten menjadi motor utama pendapatan desa. Hingga September 2025, jumlah kunjungan mencapai 139 ribu wisatawan, mendekati total angka sepanjang 2024.
“Kami yakin tahun ini bisa menutup di 170 ribu bahkan 200 ribu pengunjung, melihat tren yang terus naik,” kata Yosep.
Peningkatan kunjungan ikut mendongkrak pendapatan BUMDes. Pada 2024, pendapatan bruto mencapai Rp2,4 miliar, sementara hingga September 2025 sudah menembus Rp2,5 miliar. Target akhir tahun dipatok Rp3 miliar. Dana yang disetor untuk pendapatan asli desa juga sudah mendekati Rp566 juta.
BUMDes saat ini menggaji sekitar 70 pekerja muda desa dengan honor mingguan sekitar Rp1,5 juta.
Inklusi Keuangan Jadi Penopang Utama
Agus menegaskan bahwa penguatan layanan keuangan formal untuk warga menjadi fondasi keberlanjutan wisata desa. Pada tahap pra-inkubasi, OJK memetakan kebutuhan 108 peserta, yang sebagian besar membutuhkan tabungan, kredit usaha, dan fasilitas keuangan lainnya.
“Dengan inklusi keuangan yang lebih baik, usaha terkait wisata bisa berkembang tanpa ketergantungan pada rentenir atau pinjaman ilegal,” ujar Agus.
Tahun depan, proses inkubasi dilanjutkan dengan pendalaman layanan keuangan serta product matching antara perbankan dan industri keuangan non-bank.
Dengan meningkatnya kunjungan dan semakin kuatnya ekosistem ekonomi desa, Situ Cipanten kini menjadi contoh nyata bagaimana Program Desa EKI dapat mendorong pertumbuhan wisata sekaligus memperkuat kemandirian masyarakat.