RINGKASNEWS.ID - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) terus diperluas pemerintah untuk menjangkau lebih banyak kelompok rentan, mulai dari anak usia dini hingga ibu hamil dan menyusui. Program ini menjadi salah satu upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat sekaligus menekan angka stunting.
Sosialisasi Program MBG digelar di TPQ Rijalallah, Taman Surodadi, Desa Abiantuwung, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Rabu (19/11). Kegiatan ini diikuti ratusan warga setempat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Charles Honoris, Ketua Regional Badan Gizi Nasional (BGN) Provinsi Bali Risca Christina, serta Anggota DPRD Kabupaten Tabanan Putu Yuni Widyadnyani.
Ketua Regional BGN Bali Risca Christina menjelaskan, Program Makan Bergizi Gratis tidak hanya menyasar anak sekolah, tetapi juga balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Program ini diarahkan sebagai bagian dari persiapan generasi menuju Indonesia Emas 2045.
“Program ini tidak hanya fokus pada anak usia PAUD hingga SMA, tetapi juga mencakup balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Kita ingin memastikan setiap anak Indonesia tumbuh sehat dan siap menjadi generasi unggul,” kata Risca.
Selain berdampak pada kesehatan, MBG juga dinilai memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat. Pasokan bahan makanan untuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diprioritaskan dari sumber lokal.
“Bahan pangan akan diambil dari petani, nelayan, peternak, koperasi, dan BUMDes setempat. Dengan begitu, perputaran uang dari program ini kembali ke masyarakat serta membuka lapangan kerja baru, termasuk tenaga dapur SPPG,” ujarnya.
Anggota DPRD Kabupaten Tabanan Putu Yuni Widyadnyani menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung keberhasilan program melalui pemahaman gizi seimbang di rumah.
“Keberhasilan program ini bukan hanya soal pembagian makanan, tetapi juga pemahaman masyarakat tentang gizi. Karbohidrat memberi energi, protein seperti telur dan daging membantu pertumbuhan, dan lemak dalam jumlah yang tepat mendukung fungsi tubuh,” kata Putu Yuni.
Ia juga menilai perlu adanya saluran komunikasi yang jelas antara masyarakat dan penyelenggara program, baik untuk menyampaikan keluhan maupun masukan.
“Masyarakat harus punya akses komunikasi yang jelas, tidak hanya untuk melapor ketika ada masalah, tetapi juga untuk memberi apresiasi ketika layanan berjalan baik,” ujarnya.
Sosialisasi ini menjadi bagian dari upaya kolaboratif pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam menghadirkan program pemenuhan gizi sekaligus memperkuat ekonomi lokal di Kabupaten Tabanan.